
Apalah arti sebuah nama, kata pepatah
lama. Tapi tidaklah demikian kenyataannya karena banyak juga bukti dan
kenyataan orang berlomba-lomba memberikan nama yang terindah, nama
khusus yang sarat makna dan bermuatan harapan psikologis misalnya
terhadap sebuah badan usaha, nama jalan, nama jembatan, nama kota, nama
tempat wisata bahkan nama orang sekalipun.
Demikian juga halnya dengan sebutan
PSSI sebuah singkatan (akronim) organisasi sepak bola di tanah air.
Meskipun perseteruannya dengan KPSI dengan bibit masalah antara ISL dan
LPI serta sederet nama yang tergabung dalam geng masing-masing, kita
TIDAK membicarakan hal tersebut. Yang menjadi sorotan dalam tulisan ini
nama PSSI yang telah ada sejak Indonesia belum merdeka sekalipun dan
setelah merdeka hingga mampu bertahan dalam kancah sepak bola asia
bahkan dunia sebelum memudar dalam dua dekade terakhir.
Tak perlu juga menarik benang merah
sejarah masa lalu tentang bagaimana proses terciptanya organisasi PSSI
di Yogyakarta pada 19 April 1930 karena akan terlalu panjang ulasannya.
Juga terlalu panjang jika mengingat kompetisi pertama PSSI dilaksanakan
setelah kngres PSSI di Solo.
Intinya, sebutan PSSI merupakan
representasi organisasi sepakbola Indonesia telah resmi dipakai untuk
menyebutkan nama organisasi dan tim nasional sepakbola sejak dulu kala.
Sama seperti di sejumlah negara
lainnya juga mempunyai organisasi yang memayungi cabang sepakbola resmi
milik negara, misalnya sebagai berikut :
- Organisasi yang memayungi sepak bola di Malaysia disebut dengan Persatuan Bolasepak Malaysia (PBM) atau Asosiasi sepak bola Malaysia atau Football Association of Malaysia (FAM). Mau pakai PBM atau FAM sama saja, intinya representasi organisasi yang mempunyai sarat makana. Julukan : Harimau Malaya Pak Belang.
- Di Australia disebut dengan Persatuan Sepakbola Australia atau Football Federation Australia (FFA). Julukan Socceroos.
- Di Singapore disebut dengan Asosiasi Sepak bola Singapora atau Football Association Singapore. Julukan ; Lions
- Di RRC disebut dengan Chinese Football Association atau CFA. Dalam bahasa China ditulis “中国足球协会“. Julukan Naga atau Tembok China.
- Di Korea Selatan disebut dengan Asosiasi sepakbola Korea atau Korea Football Association (KFA). Julukan : Macan Asia.
- Di Mexico disebut dengan Federasi Sepakbola Mexico atau Federación Mexicana de Fútbol Asociación FEMEXFUT. Julukan tim : Los Tricolores, El Tri.
- Di Brazil, badan pengendali sepakbola negara tersebut adalah Confederação Brasileira de Futebol atau CBF yang dibentuk pada 20 Agustus 1914, sebelum Indonesia membentuk PSSI. Julukannya paling banyak, antara lain adalah :
- Tim Samba
- Canarinha (Little Canary)
- A Seleção (The Selection)
- Verde-Amarela (Green and Yellow)
- Samba Boys
Sejumlah negara lainnya menyebutkan nama
organisasi dan julukan timnya sangat jelas dengan sebutan yang
singkat, padat tapi sarat makna penuh harapan dan terbukti menjadi
nyata. Beberapa negara lainnya memiliki julukan tim nasional yang
sederhana tapi sarat makna juga, misalnya :
- Afrika Selatan : Julukannya adalah Bafana Bafana (The Boys) — Banyana Banyana (The Girls) untuk tim putri.
- Prancis : Julukannya adalah Les Bleus atau The Blues atau L’Équipe Tricolore (The Tri-color Team).
- Yunani : Julukannya adalah To Piratiko. Julukannya adalah The Pirate Ship atau Ethniki (The Team)
- Inggris : Julukannya adalah The Three Lions
- Jerman : Julukannya adalah Die Mannschaft (The Team), Die DFB-Elf (The DFB-Eleven). Favorite julukannya adalah Der Panzer.
- Belanda : Julukannya adalah Oranje atau The Flying Dutchmen, Clockwork Orange, Het Nederlands Elftal (The Dutch Eleven).
- Spanyol : Julukannya adalah La Furia (The Fury) atau La Furia Española (The Spanish Fury), La Furia Roja (The Red Fury)
Timnas atau Tim Nas (Tim Nasional).
Lalu bagaimana dengan organisasi
sepakbola kita yang sebelumnya memberi nama tim kesayangan kita dari
awalnya disebut PSSI lama-lama berubah sebutan menjadi Timnas?
Meskipun kita semua tahu bahwa itu
bukanlah turunan dari sejenis buah-buahan Nenas atau saduaranya Anas,
itu adalah singkatan “Tim Nasional” dengan sederet jenjangnya dari usia
(U)15, U17,U19, U21 hingga Timnas U23. Rasa-rasanya nama ini sangat
tidak nyaman kedengarannya dan tidak memiliki makna psikologis bahkan
tidak mempunyai makna sama sekali.
Mengapa kita malas menyebutkan
dengan sebutan “Tim Indonesia” atau “Indonesia” atau sebut saja PSSI
seperti sebutan untuk tim nasional kita dua dekade sebelumnya. Mengapa
kita suka memberi nama yang aneh-aneh hingga sedikit tidaknya mengurangi
makna psikologis dan tujuan yang ingin dicapai dari sebutan yang indah
dan sarat makna?
Pantaskah sepakbola kita carut marut
mulai dari organisasi hingga prestasi hanya karena soal pemberian nama
yang aneh bin ajaib tersebut? Tentu bukanlah itu penyebabnya semata,
melainkan banyak faktor teknis dan nonteknis lainnya.
Faktor teknis tak dapat disebutkan
satu persatu, misalnya adalah pola pembinaan dan pemilihan pemain.
Sedangkan faktor teknis paling utama adalah adanya campur tangan
pemerintah secara nyata dan langsung menetapkan organisasi dan susunan
pengurusnya lengkap dengan segudang faktor teknis dibagian
masing-masing.
Pemerintah jangan membiarkan
organisasi tersebut cakar-cakaran atau dicakar-cakar. Tidak memberikan
kebebasan tanpa batas dalam organisasi yang seharusnya bertanggung jawab
mengharumkan negara dan bangsa dari cabang sepakbola. Pengurus boleh
saja datang dan pergi silih berganti, tapi nama, simbol dan makna
psikologis di dalamnya jangan pernah luntur atau hilang.
Lagu supporter
Lihat juga selera sebagian pendukung
kesebelasan nasional kita dari sebuah lagu pembangkit semangat yang
sangat merusak gendang telinga saat mendengarnya karena tidak jelas
jenis musik apa yang dimainkan apalagi lirik lagunya yang bombastis bak
bom atom yang pernah meledakkan Hiroshima dan Nagasaki pada Agustus
1945.
Lihatlah juga lagu-lagu supporter
tim nasional sejumlah negara atau lagu supporter Inggris”Lightin Seeds -
Three Lions,” yang berisi kekecewaan dan harapan terhadap tim nasional
Inggris.
Bandingkan juga lagu supprter
Brazil, “Vengaboys.” Benar-benar jelas alur nada dan liriknya penuh
kebanggaan dalam bahasa yang indah dan hentakan yang memancing orang
mendengarnya untuk bergerak riang gembira.
Dengarkan juga lagu supporter
kesebelasan nasional Yunani. “Olympiakos” yang mirip nada lagu Iwak
Peyek yang dinyanyikan Trio Macan dan lagu supporter Bonek mania.
Rasakan perbedaan sentuhan nada
melalui lirik lagu-lagu supporter di sejumlah negara yang menyentuh
kalbu hingga membangkitkan syahwat karena menyuntik adrenalin perangsang
semangat untuk pemain sepakbola nasional mereka.
Kesimpulan
Berdasarkan sejumlah gambaran di atas,
pantaskah negara dan bangsa yang besar ini mengalami degradasi dalam
kancah sepakbola nasional apalagi dunia?
Siapa yang mampu menyelematkan
organisasi PSSI dan Tim Nasional PSSI agar mampu kembali berjaya seperti
dahulu? Siapapun yang mengurusinya nanti kita berharap harus segera
berbenah, minimal benahi dahulu dari sisi penulisan nama tim, kembalikan
saja pada sebutan tim PSSI atau sebut saja tim Indonesia, atau
Indonesia saja. Bukan Tim Nas, Nenas apalagi “Ngenas,” nanti dikira
punya Anas atau Nazaruddin lagi..hehehehehe..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar