Selama delapan tahun kepemimpinan NH di PSSI,
Kesebelasan Nasional Indonesia tidak pernah menghasilkan Prestasi di
tingkat Asean ,apalagi di tingkat Asia dan di tingkat Dunia.Selama itu
pula banyak pecinta Masyarakat sepakbola Indonesia bertanya Tanya apa
yang terjadi.Masa Penduduk yang berjumlah lebih dari 220 Juta jiwa ini
tidak bisa menemukan 11 orang yang terbaik dalam bidang sepakbola ??
Tahun berlalu dan kejadian kejadian yang terjadi
silih berganti sesuai dengan putaran Alam yang selalu berputar pada
rodanya.Sekarang jawaban dari pertanyaan diatas apa penyebabnya makin
terkuak,memang setiap ada konflik aka ada hikmah yang dihasilkan dari
konflik tersebut.
Hikmah itu antara lain;
1.Terbukanya dengan terang benderang rasa kebangsaan dari pengurus Klub ISL
2.Terbukanya dengan terang benderang rasa ketaatan dan kepatuhan yang kuat dari pemain terhadap pengurus Klub ISL.
3.Terbukanya dengan terang benderang tidak ada kekuatan di setiap pemain untuk menolak permintaan pengurus Klub ISL
1.Rasa kebangsaan dari pengurus dapat kita lihat
dari, pertama.Tidak diizinkanya pemain untuk bisa memperkuat Timnas
Indonesia untuk bermain demi dan atas nama Bangsa dan Negara.Disini lah
terbukanya rasa itu,pengurus Klub ISL lebih mementingkan kepentingan
Klub, darikepentingan apapun termasuk harga diri mereka.Sudah hampir
setahun dan dengan tuduhan yang bermacam dan beragam terhadap PSSI,
mereka tidak mengakui PSSI sebagai Induk dan tidak mau mengikuti aturan
aturan yang ada pada PSSI.
Berapa uang, waktu, energy yang telah dihabiskan
selama ini untuk mempertahankan keyakinan dan harga diri mereka? Ini
tidak satupun yang tahu jumlah tepatnya tapi bisa diperkirakan memakan
biaya yang sangat besar.Sebagai manusia normalnya harga diri dan
keyakinan adalah segala galanya dan tidak bias ditukar dengan
apapun,kadang malah ada yang rela bertaruh nyawa demi untuk sebuah harga
diri dan keyakinan.
Ini lah dasar saya mengatakanya pengurus Klub
meletakan kepentingan Klub diatas segala galanya,hanya dalam perundingan
2 ( dua ) jam saja dalam pertemuan anggota JC,pegurus Klub menerima
tawaran untuk mengakui berada di bawah control PSSI.Terlihat betapa
mudahnya mereka melepas semua nya mulai dari harga diri,keyakinan demi
masa depan Klub.Sekarang mau dan tunduk serta siap berada dibawah
control lawan yang dulu,dengan bermacam cara berusaha di turunkan…
Kalau dikatakan demi persetuan sepakbola Nasional
mereka melakukan ini semuanya,kenapa baru sekarang setelah mereka
melakukan perlawanan dengan biaya dan energy yang sudah dibuang
percuma.Jawaban menurut saya yang normal adalah mereka tidak mau kehilangan Klub.Lebih baik kehilangan kepercayaan dan harga diri
2.Terbuka nya ketaatan dan kepatuhan yang begitu
dalam dari pemain kepada pengurus Klub adalah ketika pemain memutuskan
untuk ikut bergabung dengan kesebelasan Tim Si Ridel yang di latih di
Kota Batu Malang.Apapun perintah dari Pengurus Klub selalu mereka
jalankan.TIdak ada alasan untuk menolak kemuaan pengurus Klub.Walau
untuk kepentingan Bangsa dan Negara sekalipun.Tidak ada yang lebih
penting daripada mengikuti perintah pengurus Klub.
3.Terbukanya dengan terang benderang ,tidak ada
kekuatan apapun dari setiap pemain untuk bisa menolak permintaan
Klub,atau tidak ada nyali dan keberanian pemain untuk bisa memberi
masukan kepada pengurus Klub,apakah sesuatu itu penting dijalan atau
boleh menolak.Terlihat dengan terang benderang setiap pemain dengan siap
dan sedia akan melalukan apa saja yang diperintahkan Klub.
Begitulah kondisi sepakbola Indonesia selama 8 ( delapan ) tahun dan tidak pernah memperoleh juara.Kenapa tidak pernah juara ??,Karena
Juara bukanlah target dan tidaklah begitu penting bagi pengurus PSSI
zaman itu yang penting adalah kepentingan Klub lebih dahulu.Kondisi
pemain yang selalu taat kepada pengurus bias di mamfaatkan oleh
pengurus untuk melakukan dan tidak melakukan semua kemauan pengurus
Klub.
Saat saat dimana Kesebelasan Indonesia
punya kesempatan meraih Juara dalam turnamen atau Kejuaraan apapun,namun
itu akan dikalahkan oleh kepentingan pengurus pengurus Klub itu
sendiri,dengan hanya memerintahkan pemain mereka,dan pemain akan segera
melaksanakan semua perintah itu, maka Juara akan bisa segera berpindah
ketangan musuh….Apakah ini akan terjadi lagi setelah Klub ISL
bergabung di bawah control PSSI ?? dan pemain pemain dari Klub ISL akan
memperlihatkan integritas yang sama dengan masa lalu ???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar