Membaca sebuah postingan di media massa, maka ini yang mungkin dapat menjelaskan kenapa
‘netralmania’ dan ‘KPSI-lovers’ di kompasiana cenderung tidak mau
menghargai tim PSSI legal dan kompetisi IPL legal tetapi tetap mendukung
klub kesayangannya di ISL.
Disana dijelaskan bahwa kesebelasan
sepak bola Barcelona sudah yakin dengan tradisi dan manajemen La Liga
dan mereka tidak yakin kompetisi baru yang akan dibentuk oleh otoritas
baru sepak bola negara Catalan(kalau jadi merdeka) akan sebagus dan
sekompetitif La Liga.
Rasa nasionalisme dan kebanggaan di satu
sisi dan prestasi sepak bola melalui kompetisi yang bermutu adalah dua
hal yang harus dipisahkan. Jika memilih kompetisi yang salah maka akan
mempengaruhi kualitas kesebelasan Barcelona dan menurunkan prestasinya
di tingkat regional ataupun dunia.
Bagi mereka nasionalisme penting, tetapi kompetisi yang bagus lebih penting.
Ini dari sisi netralmania yang terlanjur
cinta SFC dan tidak ngerti mahluk apa itu KPSI, mahluk apa itu JC dan
juga tidak ngerti kenapa PSSI memilih melegalkan IPL.Yang kami tahu,
sampai saat ini SFC memilih kompetisi yang tepat.
Pendukung PSSI boleh menekankan
kebangsaan dan kepatriotan, tetapi sebenarnya dua kelompok di sepak bola
Indonesia mengerucut pada dua kepentingan konglomerat yang bersaingan.
Melihat akar masalahnya tidak usahlah membawa-bawa nasionalisme di dunia
ego begituan.
Bak arisan, kepengurusan dan kelegalan otomatis berganti sesuai pengusaha mana yang lebih pintar melobby saat pemungutan suara. Saat pengusaha X menang maka ISL legal dan saat pengusaha Y menang maka IPL gantian legal. Nasionalisme kita sesempit legal-legalan itukah?
Kalau memang harus sesempit itu
pemikiran nasionalisme di persepakbolaan kita maka wajarlah jadi
terpuruk sampai sedalam-dalamnya. Dan saya yakin, walaupun 20-an
September nanti hanya ISL yang dibanned FIFA, kompetisi yang
telah mapan ini tetap akan bergulir dan meriah tiap tahun sampai
kompetisi lainnya layu sendiri tak mampu membayari
kewajiban-kewajibannya dan klub yang kecewa menyeberang ke kompetisi
sebelah. Gak tahu kalau kompetisi hanya diikuti 6 kloningan klub apa masih legal,ya?
Mari mulai berprestasi dari sebuah
kompetisi yang bermutu dan jangan dari nasionalisme sempit yang
mengerucut pada kepentingan dan kebanggaan sebuah koorporasi atau
individu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar