Tertawa mereka semakin lebar saat berhasil “mengegolkan” proyek
berputarnya kembali “liga lama” LSI, yang katanya dibumbui citarasa baru
: “bebas mafia&trik” (walau pada pelaksanaan dilapangan tetap sama
saja penuh intik kotor, he3). Liga ini berhasil berjalan karena sikap
mendua dan mau main amannya beberapa otoritas berkuasa ditanah air.
“Ketinggalan skor” membuat Djohar berpikir sejenak. Gaya main baru harus
segera ditemukan menyusul buntunya tiki-taka. Otak-atik strategi pun
dilakukan. ia pun tersadar, ia masih punya senjata sakti, surat
pengangkatannya sebagai Ketum PSSI yang SYAH sekaligus mandat dari
seluruh stakeholder persepakbolaan Indonesia padanya. Strategi “mesil
diesel ala Timnas Jerman” pun dipilihnya. Pola yang mengutamakan
keseimbangan antar lini menjadi acuan. Pertahanan diperkokoh plus
menyerang secara efektif. Dengan modalnya sebagai Ketum PSSI yang SYAH,
konsolidasi pun mulai diperkuat untuk memperkuat lini belakang. Anggota
Exco dan Pengda yang “mbalelo” diganti dengan para loyalis/yang mampu
bekerja sama dengan Djohar-lovers. Klub yang “menantang” pun dicabut
dari liga “resmi” berikut berbagai preveledge-nya. Untuk sementara skor
imbang lagi.
Tapi Djohar-haters tsk ingin kehilangan moment. mereka tak mau dengan
mudah menyerah terhadap pola baru Djohar. “Sudah kepalang tanggung”
pikir otak mereka. “Sudah kecebur juga, ya udah nyelam sekalian”,he3.
Pola lama mereka, total football, tidak diubah tapi dilakukan dengan
lebih spartan lagi, maklum mereka juga dapat suntikan “suplemen khusus
dosis tak terhingga” dari koorporasi besar tukang hutang yang merasa
“ladang uang”nya didunia sepakbola Indonesia “dikepras” Djohar-lovers.
Serangan membabi buta pun dilakukan dengan mengangkat berbagai
kekurangan Djohar&segala produknya. Segala keburukan Djohar, segala
tindak-tanduknya yang selalu dipersalahkan, jadi bulan2an dimedia,
terutama ya itu tadi:2 TV bersaudara, 1 situs internet generik dengan
merk global, plus media cetak yang entah sudah “kemasukan angin”
sehingga menilai kelakuan Djohar ga ada benarnya. tak cuma itu saja,
Djohar-haterspun menjalankan “teknik main kuda kayu” yang sangat kasar
khas tim2 Afrika tempo doeloe.
Permainan kuda kayu yang kasar&penuh intrik ini memuncak pada yang
yang mereka sebut “KLB Ancol” dengan produk jualan bernama KPSI,
organisasi tandingan PSSI. La Salah, ups maaf salah sebut, La Nyalla
maksudnya, yang awalnya pendukung Djohar yang kemudian “berpaling” dari
Exco PSSI, terpilih sebagai ketum KPSI. Serangan terhadap Djohar pun
dilakukan semakin total dengan melakukan kebodohan dan kebebalan tak
terhingga. Kebodohan&kebebalan yang tak terhingga? Ya benar,
kebodohan&kebebalan yang tak terhingga menurut saya. Kebodohan
utamanya adalah berkoar2 di media yang “beriman” pada Djohar-haters,
bahwa KPSI telah diakui Menpora, AFC&FIFA. Hikz3, saya sedih
mendengarnya. Diakui Menpora? Bagi saya, sikap diamnya Menpora
menghadapi KPSI, hanya karena ia juga lagi puyengdengan mega-skandal
korupsi Hambalang yang membawa2 namanya. Trus diakui AFC&FIFA? Aduh
biyung, please ngaca deh, mana ada sampai detik ini Surat dari
AFC&FIFA tentang segala keputusan/jalannya organisasinya ditujukan
pada KPSI? Mana ada pula KPSI diundang menghadiri kegiatan resmi
AFC&FIFA? Coba pikir deh…orang awam sekalipun akan paham trik bodoh
seolah2 pintar dari KPSI ini.
Kemudian kebebalan luar biasanya adalah membentuk Timnas tandingan
dengan embel2 “The Real Timnas”. Inilah kebebalan tak berujung menurut
saya. Bebal karena dengan sengaja, ini jelas langkah utama untuk
mematikan PSSI secara perlahan2, maklum Timnas-lah sebenarnya ujung
tombak PSSI untuk mengharumkan nama bangsa dimata dunia. &kini,
orang2 pintar yang katanya punya nasionalisme tinggi&kecintaan luar
biasa pada kemajuan sepakbola Indonesia itu, melakukan langkah mundur
dengan mempreteli Timnas. Bagi Djohar-haters, tidak cukup bagi mereka
dengan cuma mengakuisisi Rahmad Darmawan(mungkin salah satu pelatih
terbaik Indonesia sekarang) dari Timnas untuk melatih tim “toserba(toko
serba ada)”, kaya raya, namun miskin pretasi, tapi biar khatam sekaligus
juga merusak&menghancurkan Timnas dengan cara apapun. ¶ pemain yang
katanya berlabel “bintang Timnas”, yang katanya memiliki nasionalisme
tinggi itu pun bagai kerbau dicocok hidungnya ikutan juga mengamini
perbuatan bejat KPSI dengan bergabung bersam “tim burung perkutut”
dengan dalih profesionalisme dan menghormati kontrak dengan klub. Bagi
saya, mengkudeta Timna PSSI yang SYAH adalah sebuah KESALAHAN,
DOSA&bahkan pengkhianatan, apapun itu alasan yang
melatarbelakanginya. Bagi saya, perbuatan KPSI ini jauh lebih “sampah”
dari apa yang diperbuat oleh kelompok LPI&sebagian besar
Djohar-lovers, saat menggalang opini&memutar kompetisi “ilegal” LPI,
sesaat sebelum jatuhnya rezim yang didukung sebagian pentolan
KPSI&Djohar-haters saat ini. Perbuatan memutar kompetisi sendiri
LPI, diluar jalur resmi yang digariskan PSSI kala itu, jelas salah.
namun sekalipun mereka tidak pernah terdengar berteriak2 ingin membentuk
organisasi sendiri diluar organisasi SYAH yang diakui
pemerintah&dunia. Mereka juga tidak pernah terdengar berkoar2 ingin
membentuk Timnas tandingan. Sementara Djohar-haters yang saat ini
berjubah KPSI, berusaha memuluskan langkahnya menguasai organisasi dan
memuaskan syahwatnya dengan melakukan 2 tabu tersebut : membentuk
organisasi&Timnas “selingkuhan” diluar yang resmi. Sebuah perbuatan
menjijikan sekaligus haram untuk ditiru! Djohar-haters yang
pintar2&berpengelaman itu harusnya sadar, berbeda pendapat itu
wajar, berbeda visi itu lumrah. Namun semuanya itu bukan jadi dasar
membentuk organisasi&Timnas baru yang memecah-belah bangsa. Semua
harus sadar PSSI ini bukanlah parpor, yang seandainya beda pendapat,
lalu loncat ke partai lain; yang seandainya beda visi trus ketemu cukong
berdana besar lalu membentuk partai baru. Ini organisasi yang dibentuk
untuk mempersatukan segala perbedaan&sebagai alat pemersatu serta
alat perjuangan melawan penjajah, bukan organisasi yang dibikin untuk
“menumpang makan”, melanggengkan syahwat bisnis&kekuasaan yang
korup! So please, sadar dehhhhh………..
Segala tipu daya, segala intrik, dari Djohar-haters, yang semakin
mendekati klimax toh disikapi dengan strategi yang banyak
dibenci:CATTENACIO! Bertahan total! Entah karena diserang habis2an dari
segala penjuru. Entah pengen membangun simpati publik dengan membiarkan
diri tertindas,&atau entah memang sudah kehabisan akal&daya
upaya, yang pasti ia memilih:CATTENACIO!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar