Kamis, 27 September 2012

Sebaris Kalimat Nil Maizar dari Brunei

Mendadak,   Nil Maizar kini sudah jadi sahabat dekat saya.
Dalam beberapa kali pertandingan ujicoba timnas, saya selalu kirim pesan singkat setiap usai pertandingan pada pelatih timnas itu.  Entah itu sekadar ucapan selamat, atau berbentuk kalimat yang membesarkan hati, kalau hasil “Garuda” kurang memuaskan.
Tapi yang luar biasa,   satu atau dua jam paling lama kemudian,  dia pasti  akan nelpon balik.  Tidak lama, paling cuma lima belas menit.  Mengesankan,  dia begitu antuasias dan apa adanya bercerita tentang tim dan pemainnya, tentunya juga tentang pertandingan yang baru saja selesai.
Misalnya, saat lawan Korea Utara dia sedikit  “trenyuh” karena pemainnya kecolongan dua gol. Padahal mereka sudah bermain begitu disiplin, penuh semangat,  dan mampu menahan kontestan Piala Dunia 2010 itu bermain kacamata hingga pertengahan babak kedua.
Dengan gaya sedikit sok tahu, saya cuma bisa menghiburnya, bahwa hasil akhir bukan segalanya untuk laga  ujicoba seperti ini. Yang penting dari segi permainan Ellie Aiboy Cs memperlihatkan progress yang menggembirakan.  Lagi pula, Korea Utara memang satu kelas diatas.  Mungkin diujung telepon sana dia cuma cengengesan,  sok tau lu!
Begitupun saat lawan Vietnam di GBT.  Ketika itu dia sedikit “gemas”,  karena permasalahan utama yang muncul kali ini adalah finishing touch pemain yang masih lemah.  Sejumlah peluang  gagal dikonversi jadi gol oleh Irfan Bachdim Cs.  Saya pun kembali menghibur,  itu hal yang biasa karena tinggal mengasah ketajaman para bomber saja.
Semalam,  ketika “Garuda” menggilas Brunei 5-0, saya beri dia ucapan selamat atas kemenangan pertamanya di laga internasional. Kali ini dia tak lagi trenyuh atau gemas.  Suaranya bening, diselingi tawa cerah dan berbicara penuh semangat. Dalam hati, saya ikut merasakan kegembiraan yang diekspresikannya. Saya merekam di memori saya satu kalimatnya yang sungguh berkesan.
“Apapun itu, sebuah kemenangan yang diperoleh dengan semangat dan perjuangan gigih, sungguh terasa manis dan membanggakan.  Meski kata orang kita memang sudah seharusnya menang, karena lawan kita cuma Brunei.  Tapi yang membuat saya gembira, bukan karena skor 5-0 itu,  tapi karena anak-anak menunjukan mereka bermain dengan hati, dan mereka menyadari betul  kostum apa yang mereka pakai.”
Ya, Nil memang tak salah. Para pemain yang oleh sebagian orang selalu diejek dan diintimidasi dengan sebutan menyakitkan; Timnas Tarkam, timnas Djohar, atau Timnas IPL dan segala macamnya, tetap menunjukan spirit yang luar biasa.  Mereka tak menunjukan keangkuhan di lapangan, mereka bermain seolah yang dihadapan mereka bukan Brunei,  tetapi  Malaysia, Thailand, Vietnam,  atau Singapura.
Senang rasanya, melihat Irfan Bachdim kembali bertaji dan tak henti berlari mengintip peluang. Sama senangnya melihat Taufik yang begitu tenang membagi bola, dan Vendry Mofu yang terus bergerak demi mendapatkan ruang melepaskan cannon ball-nya.
Atau, lihatlah Ellie Aiboy,   dia seperti tak peduli tubuh rentanya yang kelelahan.  Dengan pengalaman dan skill-nya, dia terus berkreasi mencari celah untuk melempar crossing ke kotak penalti lawan. Jangan lupa, kwartet  Nopendi, Wahyu Wijiastanto, Hamdi Ramdan dan Novan Setya, yang makin tenang dan dingin di barisan pertahanan.
Nah. terlepas dari lawan yang “cuma” Brunei, pantaskah kita mengkerdilkan apa yang sudah ditunjukkan para anak bangsa itu?  Harusnya hargai mereka,  apresiasi keringat yang mereka telah keluarkan. Setidaknya, mereka telah menunjukan,  mampu dan mau berbuat sesuatu yang berarti untuk bangsa ini.
Saya hanya berharap, trend dan grafik yang terus  menanjak dalam tiga laga ujicoba terakhir, bisa makin membaik  di AFF 2012 nanti.  Saya optimis,  jika spirit dan semangat ini bisa dipertahankan, dan polesan teknis terus dilakukan coach Nil,  mereka tak perlu minder bertemu Malaysia, Singapura, atau Thailand sekalipun nanti.
Mari kita dukung mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar